Kamis, 16 Mei 2013

Area Khusus Mamalia dan Amfibi Akan Dipetakan




Area Khusus Mamalia dan Amfibi Akan Dipetakan
Para ilmuwan telah mengembangkan peta pertama di dunia khusus mamalia dan amfibi paling unik dan paling terancam punah di dunia. Peta ini menyoroti fakta bahwa hanya sebagian kecil area teridentifikasi sebagai konservasi kritis bagi spesies-spesies tersebut yang terlindungi.

Spesies yang akan disorot dalam peta ini adalah Salamander Meksiko, Trenggiling, serta Lemur Ruffed hitam dan putih. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Plos One.

Proyek The Evolutionarily Distinct and Globally Endangered (EDGE) telah dikembangkan oleh Lembaga Hewan London (ZSL) untuk menyoroti spesies yang terancam punah maupun yang dalam ancaman besar.

Peta ini menyoroti wilayah di dunia dimana konsentrasi tertinggi spesies ini terjadi dan yang harus segera dilakukan prioritas untuk upaya konservasi. “Jika Anda melihat mamalia, jika Anda hanya melihat sejarah evolusi, spesies yang berbeda dari yang lain, cenderung berada di Amerika Selatan,” kata Prof Jonathan Baillie, Direktur Konservasi ZSL, seperti dikutip dari laman BBC News, Kamis 16 Mei 2013.

Namun, lanjutnya, spesies-spesies yang berada pada level terancam banyak terdapat di Asia Tenggara karena disanalah lahan konservasi banyak berubah fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit. Akibatnya, banyak spesies yang terancam punah karena habitatnya tergusur.

Menyoroti fakta area prioritas bagi mamalia dan amfibi sangatlah berbeda, peta juga menggarisbawahi bagaimana sebagian kecil area yang teridentifikasi prioritas bagi makhluk berbeda ini terlindungi. Sayangnya, hanya 5 persen daerah prioritas mamalia yang lestari, dan 15 persen bagi amfibi.

“Kami sudah mencoba menaruh perhatian untuk berbagai spesies yang berada di ambang kepunahan, tapi kebanyakan orang belum mendengar atau melakukan apa-apa,” kata Prof Baillie.

Disaat masalah kelangsungan hidup spesies yang disorot pada peta sangat menantang, terkadang ada perubahan kecil yang membuat perbedaan besar. Prof Baillie memberikan cacing kecil seperti amfibi dari Kenya yang disebut Sagalla Sesilia.

“Spesies ini kehilangan habitanya karena penebangan pohon asli hutan, karena itulah kami memulai program replanting dan 6.000 pohon telah ditanam kembali dan kini area mereka telah terlindungi,” ujarnya.

Tindakan kecil seperti itu, lanjutnya, dapat memastikan spesies yang terancam bisa terus eksis dan diharapkan bisa memperpanjang kelangugan hidup spesies selama beberapa ratus tahun ke depannya.

sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/05/17/095481048/Area-Khusus-Mamalia-dan-Amfibi-Akan-Dipetakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog