Jumat, 03 Mei 2013
Sejarah Bajak Laut di Asia Tenggara
Dalam historiografi tradisional Asia Tenggara, perompak atau bajak laut, pekerja seks, tukang rickshaw dan kelompok orang kecil lain seolah dikelompokkan sebagai underclass dan dipresentasikan sebagai the people without history. Padahal, mereka justru merupakan elemen penting yang mempengaruhi perubahan lanskap budaya dan sejarah Asia Tenggara.
Temuan brilian itu antara lain terungkap lewat buku baru yang menggunakan pendekatan etnografi kesejarahan untuk menganalisa masa lalu Asia Tenggara. Orang yang tak diperhitungkan itu, menurut penulis, termasuk pula petani kecil, kuli perkotaan, perompak/orang gipsi laut.
Terinspirasikan pendahulunya, Prof John Smail, yang menganjurkan penulisan sejarah otonom dengan perspektif paralel (hal 4), penulisnya mencoba menuliskan sejarah Asia Tenggara berdampingan dengan ingar-bingarnya sejarah imperialisme Barat, lewat pemanfaatan sebanyak mungkin sumber dan data sejarah lokal yang terabaikan selama ini.
Pendekatan kesejarahan seperti itu jelas menghasilkan rekonstruksi sejarah alternatif atas beberapa kelompok masyarakat di wilayah ini, yakni sejarah dari mereka yang selama ini termarginalkan.
Usaha penulis jelas telah menambah deretan sejarawan lain yang mencoba (dan berhasil) dalam menghidupkan kembali suara-suara kelompok yang terpinggirkan untuk muncul bergema kuat dalam historiografi sejarah. Dengan menggunakan temuan arkeologi, tradisi oral, dan materi visual demi mengayakan sumber tertulis, Jean Taylor, dalam Indonesia: Peoples and Histories (2003), misalnya, berhasil merekonstruksikan sejarah Indonesia yang lebih plural, mengangkat komunitas kecil dan topik-topik yang dianggap sepele untuk memperlihatkan kontribusi kuat mereka dalam proses-proses penciptaan Indonesia modern.
Tidak berbeda dengan Taylor, Ruth Balint dalam Troubled Waters: Borders, Boundaries, Possession in the Timor Sea (2005) juga berhasil mengangkat dinamika peradaban yang hidup, berkembang dan menghilang di area perairan selatan Indonesia, yakni wilayah antara Laut Timor dan pesisir utara Australia. Kisah nelayan Timor dan masyarakat asli Aborigin di sana dapat mencuat berkat penolakan Balint atas penggunaan konsep partisi geografi modern abad ke-20 sebagai pembatas Asia Tenggara dengan Benua Australia.
Seperti Balint, dalam buku ini Warren melakukan pendekatan yang kurang lebih sama: mengadopsi konsep kewilayahan Asia Tenggara yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan sejarawan sosial sebelumnya. Penggunaan bahan arsip secara ekstensif memang telah menolong sekali dalam penyusunan kisah sejarah naratifnya.
Namun, penelitian antropologisnya yang didukung seluas-luasnya oleh sumber tradisi lisan, foto, maupun lukisan telah membuktikan bahwa pembagian geografis dan rekonstruksi sejarah Barat selama ini tidak selamanya mampu memperlihatkan sejarah masyarakat-masyarakat khas di kawasan ini yang sesungguhnya.
Banyak hal baru
Topik-topik yang dibahas Warren dalam buku ini memang nyaris tak pernah tersentuh sejarawan sebelumnya. Memunculkan kisah perbudakan yang terjadi terhadap suku Bajau (orang laut) dalam konteks Kesultanan Sulu dan kisah industri prostitusi dan penarik rickshaw yang miskin dan kelaparan dalam sejarah kolonial Singapura telah menampilkan jajaran medley topik-topik di kawasan ini, yang mengacu pada teori bahwa sejarah sosial dan budaya kawasan tersebut sebenarnya memang berproses evolutif dari bawah ke atas.
Selain saling berkaitan erat secara ekonomi dan politik, proses- proses yang terjadi pada komunitas tersebut telah menyumbangkan wajah Asia Tenggara modern yang dikenal sekarang. Mereka memainkan peran formatif mentransformasikan wilayah ini di aspek ekonomi, sosial dan budaya, yakni akar kuat sejarah komunitas-komunitas di Asia Tenggara.
Bila kita memahami konsep kewilayahan Asia Tenggara dalam perspektif seperti itu, kekecewaan yang muncul karena tidak ditemukannya esai khusus tentang Indonesia (sebagaimana kesan awal) terhadap buku ini menjadi pupus dan tidak berdasar. Artinya, dinamika sejarah kelompok- kelompok masyarakat yang diungkap sesungguhnya sudah mencakupi Indonesia, meskipun secara politis mereka kini terpartisi atas wilayah Asia Tenggara modern dalam konteks negara modern Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Menampilkan 16 esai sejarah yang pernah muncul dalam pelbagai jurnal ilmiah, buku ini dapat dibagi atas tiga tema besar penelitian sejarah Asia Tenggara. Tema pertama merupakan riset mengenai sejarah muncul dan berkembangnya dunia maritim pada paruh akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19, di zona wilayah perairan dalam di bawah pengawasan kuat Kesultanan Sulu.
Warren berhasil menunjukkan bahwa kontrol dan penguasaan kekuasaan tersebut telah mentahbiskan Kesultanan Sulu sebagai jantung globalisasi perdagangan dunia terpenting masa itu. Berkat aktivitas perdagangan komoditas hasil laut, merajalelanya aktivitas perompak laut yang berhubungan kuat dengan praktik perbudakan (penjualan dan eksploitasi manusia) dalam satu konteks berproses, berevolusi dan mengkristal untuk meninggalkan suatu budaya tersendiri, yang kini pengaruhnya membentang jauh hingga ke Selat Malaka di sebelah Barat.
Dalam buku ini, sejarah orang- orang yang selama ini termarginalkan dalam karya-karya lain, bukan saja berhasil diangkat ke tempat utama dalam panggung sejarah, tetapi juga sekaligus memperlihatkan proses-proses panjang perjalanan yang kompleks dan menjadi cikal bakal terbentuknya perdagangan antar- Asia di era modern. Kisah para perompak laut di perairan itu, kelompok orang dan gipsi laut abad ke-18 hingga ke-19, ditampilkan penulisnya sebagai cara penjelasan untuk melihat sejarah Asia Tenggara dalam hubungannya dengan aspek-aspek politis yang lebih luas.
Topik kedua dalam buku ini berpendar seputar masa lalu atau sejarah sosial Singapura kolonial. Dipusatkan pada kisah kaum penarik rickshaw yang bermigrasi dari selatan China, nuansa sejarah masa lalu Singapura pun kian tersingkap. Pelbagai kisah kehidupan pekerja seks pendatang yang sebelumnya tak pernah diungkap sejarawan lain diangkat penulisnya tidak saja secara solo, tetapi sekaligus terkombinasi secara paralel dengan kisah penarik rickshaw. Hasilnya, rekonstruksi sejarah menarik dari orang-orang kecil yang begitu kaya nuansa karena menonjolkan tema penderitaan, kemiskinan, ketidakberdayaan, dan eksploitasi yang jarang ditulis dalam kronik sejarah.
Tema ketiga, yakni kumpulan tulisan yang memfokuskan pada hubungan erat antara kejahatan transnasional, yang meliputi pembajakan di laut dan human trafficking (perdagangan manusia) setelah dibukanya China awal abad ke-21 di wilayah Asia Tenggara, merupakan pembahasan paling relevan terutama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pelik kontemporer kawasan itu.
Pendekatan multidisipliner
Publikasi terbaru Sally Cameron dan Edward Newman, Trafficking in Humans; Social, Cultural and Political Dimensions (2008), memperlihatkan bahwa di negara-negara berkembang fenomena perdagangan manusia dan kejahatan terorganisasi cukup mendominasi fenomena penyebab krisis global dunia di abad ke-21 ini.
Buku itu lebih jauh juga mengungkap bahwa aktivitas kejahatan terorganisir dan pola migrasi global yang juga menjangkiti kawasan Asia Tenggara masih begitu sulit ditangani. Salah satu penyebabnya adalah kegagalan penemuan strategi ampuh penanganan karena kurangnya pengetahuan kita atas fenomena itu.
Proses globalisasi dalam konteks perompak di wilayah maritim Asia Tenggara, di mana masalah perdagangan manusia itu masuk di dalamnya, adalah fokus dari pembahasan penting di akhir buku ini (hal 309-331). Analisa tajam penulis menyediakan jawaban atas pertanyaan seputar dinamika akar masalah tersebut.
Dengan mengaitkan fenomena itu dengan aktivitas beberapa abad lalu, termasuk dalam kejahatan maritim dan perdagangan manusia, disimpulkan bahwa fenomena perompak laut dan kejahatan maritim era modern di perairan Asia Tenggara bukanlah fenomena baru. Pada intinya, ia menyediakan suatu imajinasi bahwa sejarah yang terjadi pada era 1968-2000 di Indonesia, Thailand, maupun Filipina memiliki korelasi kuat dengan dampak booming ekonomi di Asia Tenggara yang terjadi hampir tiga abad lalu, yaitu era 1768-1800.
Jelaslah, karya ini menjadi satu dari beberapa karya baru yang telah membuka kemungkinan- kemungkinan bagi penulisan sejarah komunitas-komunitas di Asia Tenggara dilakukan lewat pendekatan multidisipliner yang kaya detail, imajinatif, dan mendalam.
Mereka yang tengah melakukan studi Asia Tenggara, utamanya pemerhati aspek-aspek maritim, perlu mempertimbangkan buku ini secara sungguh-sungguh. Betapa cerita mengenai komunitas-komunitas kecil di Asia Tenggara yang diangkat Warren telah makin membukakan cakrawala baru demi terkuaknya pemahaman baru yang lebih kritis dalam studi kawasan ini.
sumber : http://forum.viva.co.id/sejarah/874895-sejarah-bajak-laut-di-asia-tenggara.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2013
(243)
-
▼
Mei
(116)
- Foto-Foto Super Lucu Dan Gokil Orang-Orang Asia Ha...
- Cara Membuat Luka Palsu Para Pengemis
- 3 hewan terlangka di indonesia
- Kelainan Gen" Bocah Ini Tidak Bisa Berhenti Makan!
- Cara efektif hilangkan kapalan dan mata ikan
- Hewan Kecil Mematikan Jangan Pernah Dianggap Remeh
- Monster Misterius Ditemukan Dalam Bentuk Fosil di ...
- Sekolah Termegah dan Kampus Termewah di Dunia
- Gadis Buta Kuliah Bersama Kuda Sebagai Pemandu
- Tertangkap Kamera Perempuan ini N90mp0l di ruang ATM
- Unik banget" Domba ini Bisa MENYALA dalam Gelap
- Sejarah Bajak Laut di Asia Tenggara
- Ini Robot Terbang Terkecil di Dunia
- Hasil Jepretan Kamera Ini Seperti Mata Serangga
- Ritual Aneh, Perang Lempar Nasi di Jawa Timur
- Misteri Rahasia Emas Batangan Soekarno
- Mourinho Cinta Istri, Anak, dan Chelsea
- Mekotek, Tradisi Menolak Bala di Bali
- 5 Bentuk Hewan Paling Menakutkan Di Dunia
- Ritual Unik, Mandi Air Ludah Di India
- Rumah Pohon Terbesar Dan Termegah Di Dunia
- PENAMPAKAN Jeruk Tangan Dewa yang unik .
- Konsep Kapal Pesiar Terbesar Di Dunia
- 10 Setan Yang Menunggangi Kejahatan Manusia
- Flash Disk 1 TB.akhirnya muncul juga gan
- Inikah Desain Jam Tangan Pintar Google?
- Misteri Yaje, Gerbang ke Dunia Supranatural
- Artis Cantik Indonesia Serbu Senayan
- Rekor Kolam Renang Unik Dari Berbagai Negara
- Kucing Unik Miliki Lima Telinga Pada Kepalanya
- Memburu Anakonda untuk Santapan
- tips dan trik cara membuat lirik dan lagu yang baik
- Kebudayaan Jepang Yang Paling Unik Dan Gila, Terta...
- Cara Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Thailand
- Ingin Merayu Lewat Pesan Pendek? Perhatikan Ini
- Hanya Butuh 2 Menit untuk Mencuri Sepeda Motor
- Agnes Monica Curhat Soal Ini....
- Tips Mengepak Baju ; Baju Gulung, Cepat, Ringkas, ...
- 10 Berpetualang Seru di Indonesia
- Wisata KuLiner di Makassar
- Kristina Rei, si CANTIK dengan REKOR bibir TERBESA...
- Tips Menjaga Pola Makan Saat Liburan
- Tips Traveling Aman Membawa Gadget
- Makanan Khas Betawi
- Jose Mourinho Mencintai Real Madrid & Chelsea
- Barcelona Terlalu Bergantung Lionel Mess
- Makna Dibalik Patung-Patung Di Jakarta
- 5 Kendaraan Tempur Amerika Serikat Terdahsyat dan ...
- 11 Benteng & Istana Eksotis di Dunia
- 5 Alat Canggih Untuk Melakukan Kejahilan
- Inilah Rumah Potong Manusia ( Penjual Organ Tubuh ...
- Mengapa Pada Kabel Listrik Tegangan Tinggi Ada Bol...
- Pemandangan pemandangan paling indah nan menakjubkan
- Tradisi Unik Bakar Mayat Orang Meninggal Di Varana...
- 5 Cara Untuk Mengetahui Pasangan Selingkuh Online
- Piranha Kalah dengan Ikan Monster Indonesia ini
- Tahukah Kamu, Semut Bisa Mendeteksi Gempa?
- Seramnya Mumi Jepang, Cara Biksu Mengatasi Kelaparan
- 7 Fakta Olah Raga Mengejutkan ini Patut Diketahui
- Mengenal Lebih Dekat Tulisan Tangan dan Kepribadian
- 7 Foto Penampakan Hantu yang Mengerikan
- Sering Berjemur Bisa Mengatasi Darah Tinggi
- Tragis, Pria yang Menggiring Bola dari Seattle ke ...
- Logo Baru Manchester United
- Lionel Messi Dikabarkan Hilang
- Foto Matahari Meledak Kuat 3 Kali Dalam 24 Jam
- Video Musik Keren di Rekam dari Angkasa oleh Astro...
- Inilah Dosa 24 Jam Seorang Wanita di Facebook
- Pesawat Tanpa Pilot Terbang di Inggris
- Nyamuk malaria tertarik pada bau keringat manusia
- Inggrid Kansil Tanggapi Kicauan Soal Selingkuh
- 6 Seleb Paling Seksi Kata Victoria's Secret
- Inul Daratista Menang Digugat KCI
- Anda Tipe Orang Peragu? Simak Tips Berikut
- Beckham, Figur Paling Berpengaruh di Dunia
- Carrick Sabet Gelar Pemain Terbaik MU
- Ditemukan Pintu Neraka di Turki?
- Area Khusus Mamalia dan Amfibi Akan Dipetakan
- Mau Transfer Uang via Ponsel? Begini Caranya
- merasa GIGI seperti BAJA .. bapak ini UNJUK KEBOLE...
- 8 Negara Yang Pengemisnya Berpenghasilan Tinggi
- 8 Pesawat Masa Depan Tercanggih di Dunia
- 9 Cara Mandi Unik Di Dunia
- 18 Terowongan Paling Unik Di Dunia
- Kuburan Aneh Dan Unik Di Dunia
- 10 Negara Salju Terindah
- 10 Tempat Tinggi Yang Mendebarkan
- 10 Danau Terbesar Di Dunia
- 10 Tips Memilih Pasangan Yang Cocok
- 10 Negara Yang Terkenal Dengan Copetnya
- Beberapa Artis Dengan Predikat HOT Mama Indonesia
- Hewan Pemakan Tumbuhan yang Terkenal Ganas
- Memangku Laptop Berbahaya Kulit Terbakar Awas
- Manusia Kembar Siam Paling Terkenal di Dunia
- Wanita ini Lebih Memilih Tikus Ketimbang Sang Suami
- Manusia Terbesar di Dunia Berhasil Turunkan Berat ...
- Bunuh Diri Telanjang Akibat Stres Berkepanjangan
- Burung Tertangkap Kamera Merampok Wanita Cantik
- Satelit Milik Indonesia yang Pernah Mengorbit di A...
- Mayat Keluar Dari Dalam Kubur Pontianak Heboh
-
▼
Mei
(116)
Kategori
- Info Aneh (55)
- Info Asmara (7)
- Info Berita (23)
- Info Dunia (37)
- Info Exstrime (21)
- Info Foto (16)
- Info Hewan (24)
- Info Kuliner (8)
- Info Lucu (19)
- Info Medis (12)
- Info Seleb (23)
- Info Seram (19)
- Info Sport (24)
- Info Teknologi (12)
- Info Umum (49)
- Info Unik (99)
- Info Wisata (36)
- Taukah Kamu ? (49)
- Tips N Trik (17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar